Jumat, 30 Desember 2011

Dirjen Pajak Janjikan Sanksi Berat Si Pemilik Rekening Jumbo 

Dirjen Pajak Janjikan Sanksi Berat Si Pemilik Rekening Jumbo 

Jakarta:- Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengatakan dua pegawainya yang diduga menerima pemberian dari wajib pajak, Denok Taviperiana dan Totok Hendriyatno, masih menjalani proses hukum di Direktorat Jenderal Pajak. Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap keduanya setelah pemeriksaan rampung. 
"Pasti kami akan mengambil tindakan tegas dengan sanksi maksimal sesuai peraturan," kata Fuad kepada Tempo, Rabu 28 Desember 2011 malam lalu. Dia menegaskan tidak ada toleransi bagi pegawai yang menerima suap. 
Namun mantan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan itu meminta masyarakat bersabar karena dalam proses hukum, ada prosedur formal yang harus dilalui terlebih dulu. Misalnya, harus ada proses pemeriksaan dengan membentuk tim pemeriksa. "Ini hanya masalah waktu. Penyelewengan seperti ini tidak bisa lagi ditoleransi, pasti sanksinya maksimal," ucapnya. 

Dalam dokumen yang diperoleh Tempo, kedua pegawai pemeriksa pajak itu disebutkan menerima uang dari wajib pajak Rp 574 juta. Ini terjadi saat keduanya bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa. 
Salah satunya aliran uang Rp 394 juta dari komisaris wajib pajak berinisial IRN kepada Totok. Menurut sumber Tempo, Inspektorat Bidang Investigasi Kementerian Keuangan menemukan bukti tersebut setelah mendapatkan Laporan Hasil Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan pada April 2010.
Denok tak hanya sekali ini dilaporkan PPATK. Sumber Tempo mengungkapkan, pada 23 Juli 2007, PPATK telah menyerahkan laporan hasil analisis mengenai adanya transaksi mencurigakan yang dilakukan Denok. Namun penyidikannya dihentikan pada 22 November 2007. Polisi beralasan tidak ditemukan cukup bukti untuk membawa Denok ke persidangan. 

Menurut Indonesia Corruption Watch, berlarut-larutnya kasus Denok dan maraknya temuan rekening gendut di kalangan pegawai negeri sipil mengindikasikan adanya persoalan serius dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. "Ini adalah catatan bagi pemerintah bahwa reformasi birokrasi belum berhasil," kata peneliti korupsi politik ICW, Abdullah Dahlan, kepada Tempo kemarin.
Temuan-temuan tersebut, kata Abdullah, juga menunjukkan mudahnya pegawai negeri melakukan penyimpangan. Padahal pegawai yang dicurigai bukanlah pejabat level atas. 
Begitu pula tujuan program remunerasi untuk mencegah korupsi di lingkup pegawai negeri sipil belum tercapai. Contoh paling gamblang adalah kasus yang menjerat mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Tambunan. 
"Kementerian Keuangan melakukan remunerasi, tapi malah pegawai Kementerian Keuangan yang melakukan korupsi," ucapnya. Karena itu, remunerasi dinilai bukan metode strategis untuk mencegah penyelewengan. "Remunerasi sebenarnya baik buat mencegah korupsi, tapi sistem pengawasannya belum mendukung." 

Perkembangan pembangunan di insonesia

Perkembangan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia di Masa yang Akan Datang
Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam RPJPN tersebut telah ditetapkan bahwa visi pembangunan adalah “Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur”. “Mandiri” artinya mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. “Maju” dapat diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum. Sedangkan “Adil” dicerminkan oleh tidak adanya diskrimasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Sementara “Makmur” dapat diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.
Dalam RPJPN 2005 – 2025 juga telah ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut :
-Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
-Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
-Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
-Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
-Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
-Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
- Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
-Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Untuk mencapai misi tersebut, telah ditetapkan pula 4 tahapan pembangunannya, yaitu :
-Dalam RPJMN 1 (2005 – 2009) dilakukan penataan kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
-RPJMN 2 (2010 – 2014) ditujukan untuk memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, dan memperkuat daya saing perekonomian.
-Sedangkan target dalam RPJMN 3 (2015 – 2019) adalah memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek.
-Pada tahapan terakhir, RPJMN 4 (2020 – 2024) diharapkan terwujudnya masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh belandaskan keunggulan kompetitif.

Dalam pembangunan daya saing bangsa, RPJPN 2005 – 2025 menetapkan arahnya sebagai berikut :
-Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
-Penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global.
-Penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek.
-Pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan maju.
Reformasi hukum dan birokrasi.

Penyebab masalah pengangguran

Penyebab Masalah Pengangguran di Indonesia

Kurangnya Lowongan Kerja Sebabkan Pengangguran di Indonesia
Problem pengangguran masih menjadi masalah yang sulit diatasi di banyak negara termasuk juga di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia pada saat yang sama para pencari kerja lebih banyak.
Penyebab Pengangguran di Indonesia
Selain kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, faktor pendidikan yang rendah dan tidak adanya keahlian khusus, diduga juga menjadi penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia.
 
Tingkat pendidikan yang rendah dan pada saat yang sama tidak memiliki keahlian khusus yang diperlukan di dunia bursa lowongan kerja.
Tingkat pendidikan tinggi, namun lulus dengan tidak memiliki keahlian yang dapat diandalkan. Hanya sekedar lulus dan dapat sertifikat gelar sarjana saja. Sehingga gagal bersaing dalam bursa lowongan kerja.  Kurang beruntungnya, mereka pun tidak mampu untuk berkreasi dan hidup wiraswasta mandiri yang pada akhirnya menambah angka pengangguran di Indonesia sebagai sarjana pengangguran alias pengangguran intelektual.
Tingkat Pendidikan Tinggi dan Punya keahlian, namun tidak memiliki pengalaman. Beberapa persen di antara mereka juga gagal bersaing di bursa lowongan kerja dan menambah angka pengangguran di Indonesia. Namun sebagian mereka yang kreatif, dapat menciptakan lowongan kerja untuk dirinya sendiri bahkan berkembang menjadi pengusaha/bisnisman yang menciptakan lowongan kerja untuk orang lain.

Penyebab pengangguran lainnya adalah pola Mindset yang berpikir tentang harus  bekerja di perusahaan, BUMN, lembaga, sebagai PNS, dan sejenisnya yang mengakibatkan mereka kurang mengembangkan dirinya untuk berkreasi dan menciptakan lowongan kerja untuk dirinya sendiri. Ketika mereka berkali-kali harus gagal alias ditolak di perusahaan atau gagal masuk PNS, maka totalitas mereka menambah data statistik pengangguran di Indonesia.
Selain hal di atas, masih ada puluhan bahkan ratusan penyebab lagi yang membuat tingginya angka pengangguran di Indonesia. Jika anda mengetahui salah satunya, anda bisa mencantumkannya melalui reply postingan ini.
Cara Mengatasi Pengangguran
Terlepas dari semua penyebab di atas, kita masih harus bersyukur bahwa walaupun belum dapat mengatasi atau menghilangkan secara total problem pengangguran di Indonesia, namun sedikit banyak berbagai jenis lowongan kerja yang disediakan oleh banyak perusahaan lokal dan luar negeri telah mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Pengangguran

Penyebab Masalah Pengangguran di Indonesia

Kurangnya Lowongan Kerja Sebabkan Pengangguran di Indonesia
Problem pengangguran masih menjadi masalah yang sulit diatasi di banyak negara termasuk juga di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia pada saat yang sama para pencari kerja lebih banyak.
Penyebab Pengangguran di Indonesia
Selain kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, faktor pendidikan yang rendah dan tidak adanya keahlian khusus, diduga juga menjadi penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia.
 
Tingkat pendidikan yang rendah dan pada saat yang sama tidak memiliki keahlian khusus yang diperlukan di dunia bursa lowongan kerja.
Tingkat pendidikan tinggi, namun lulus dengan tidak memiliki keahlian yang dapat diandalkan. Hanya sekedar lulus dan dapat sertifikat gelar sarjana saja. Sehingga gagal bersaing dalam bursa lowongan kerja.  Kurang beruntungnya, mereka pun tidak mampu untuk berkreasi dan hidup wiraswasta mandiri yang pada akhirnya menambah angka pengangguran di Indonesia sebagai sarjana pengangguran alias pengangguran intelektual.
Tingkat Pendidikan Tinggi dan Punya keahlian, namun tidak memiliki pengalaman. Beberapa persen di antara mereka juga gagal bersaing di bursa lowongan kerja dan menambah angka pengangguran di Indonesia. Namun sebagian mereka yang kreatif, dapat menciptakan lowongan kerja untuk dirinya sendiri bahkan berkembang menjadi pengusaha/bisnisman yang menciptakan lowongan kerja untuk orang lain.

Penyebab pengangguran lainnya adalah pola Mindset yang berpikir tentang harus  bekerja di perusahaan, BUMN, lembaga, sebagai PNS, dan sejenisnya yang mengakibatkan mereka kurang mengembangkan dirinya untuk berkreasi dan menciptakan lowongan kerja untuk dirinya sendiri. Ketika mereka berkali-kali harus gagal alias ditolak di perusahaan atau gagal masuk PNS, maka totalitas mereka menambah data statistik pengangguran di Indonesia.
Selain hal di atas, masih ada puluhan bahkan ratusan penyebab lagi yang membuat tingginya angka pengangguran di Indonesia. Jika anda mengetahui salah satunya, anda bisa mencantumkannya melalui reply postingan ini.
Cara Mengatasi Pengangguran
Terlepas dari semua penyebab di atas, kita masih harus bersyukur bahwa walaupun belum dapat mengatasi atau menghilangkan secara total problem pengangguran di Indonesia, namun sedikit banyak berbagai jenis lowongan kerja yang disediakan oleh banyak perusahaan lokal dan luar negeri telah mengurangi angka pengangguran di Indonesia.